Ada pepatah yang bilang ” jalan terbaik apapun tidak akan menyampaikan seseorang,bila orang itu tidak mau berangkat”..
Pertanyaan yang muncul..naik apa??? Kendaraan seperti apa yang dipakai.???
Ada 2 jenis yang pasti BERMOTOR atau TIDAK BERMOTOR.dari 2jenis kendaraan itu, juga masih banyak contohnya. Ada becak, sepeda,( yang sekarang sedang up to date sepeda FIxie), itu dari jenis kendaraan tidak bermotor. Dari jenis kendaraan bermotor, ada mobil, motor, becak motor, bis, truk, dan bbrp hal lainnya.
Kalau sudah di jalan, kendaraan apapun yang kita pakai, seyogyanya menghormati hak – hak pengendara lain tanpa melupakan bagaimana kita berkewajiban mematuhi peraturan berlalu lintas, yang ditetapkan oleh DPR..( Ditaati -lah, hargailah mereka yg sudah meluangkan waktunya untuk membuatkan kita ( warga negara) peraturan untuk ditaati ).
Tapi, pasti juga gak jarang,melihat bahkan kesal sendiri dengan kelakuan pengendara lain. Menurut kita ( mgkn pakai pembenaran dikit) kalau mereka suka melanggar dan suka berkendara seenaknya.
Hanya saja, cobalah sedikit ber-empati dengan mencoba berada di tempat mereka berada.
Misal: bila sedang luang sekali waktunya, dan bisa digunakan becak untuk pergi ke suatu tempat, pakailah becak. Begitu juga, cobalah naik angkutan umum, mulai dari bemo, bis atau taksi. Dan juga mungkin bisa dengan naik motor dan meninggalkan kebiasaan naik mobil pribadi bahkan untuk sementara menyetir sendiri tanpa disertai supir. Cobalah, tinggalkan kebiasaan itu, untuk beberapa saat saja, maka akan jelas terasa bedanya.
Ini menurut pengalaman saya ( silahkan dibuktikan sendiri, dan saya terbuka tentang tanggapan positif maupun kritikan)
Naik becak :
Saat naik becak, yang terpikir..ternyata lumayan mahal skrg tarifnya..untuk jarang ±1km aja bisa 10rb rupiah..dgn jarak tempuh 15-30menit..bandingkan dengan naik kendaraan pribadi, semisal motor ataupun mobil, dari segi waktu dan tarif akan terlihat jauh lebih ekonomis.
Pada saat diantar, gaya berkendara pak becak, lumayan buat deg2an, kenapa? Karena pak becak ‘lebih sering ‘ melawan arus lalu lintas yang seharusnya. Kalau pak becak tak cukup sigap, mungkin akan tertabrak bahkan menabrak kendaraan yang lain.
Tapi, pak becak tak terlalu takut. Karena baginya, itu cara berkendara yang ‘benar’. Tidak ada ( atau belum ada ) pakem2 tentang berkendara yang baik dan benar dengan memakai becak. Apalagi tidak ada ( belum ada ) surat ijin untuk mengendarai becak.
Kenapa mereka berkendara seperti itu? Selain karena mereka ‘ hanya ‘ tahu begitulah caranya berkendara dengan memakai becak. Alasan lainnya adalah, biar cepat sampai tujuan, dan segera mencari penumpang baru, dan akhirnya biar bisa mengantar sebanyak- banyaknya penumpang, dengan kurang mempertimbangkan faktor keamanan, baik penumpang maupun pengendara di jalan. Coba ada di posisi mereka, sudah bisa mengerti? Okelah kalau masih belum..saya lanjutkan.
Tinggalkan kendaraan pribadi saya, ( karena kebetulan di bengkel )..saya lanjutkan pengalaman saya, dengan memakai angkutan umum alias bemo.
Karena jarak tempuhnya relatif dekat, dan saya ingin membandingkan dengan saat saya naik becak, ternyata memang terasa berbeda.
Dari segi tarif, jelas beda..jauh-dekat tarifnya 3000 rupiah saja. Tapi, mesti nunggu dulu sekitar 5-10menit ( untuk bemo jurusan tertentu, bisa labih lama 😦 ..lumayan kalau berdiri untuk waktu dan di cuaca panas Surabaya ) dan kalau bemo-nya sudah datang, perjalanan cukup cepat, gak sampai 10menit juga sudah nyampai di tempat tujuan yang sama, dengan becak.
bagaimana cara supir bemo berkendara? Hmmm..ternyata tidak jauh berbeda, ‘cepat’ dan terkesan ngawur.. Kenapa begitu ? Dengan alasan yang serupa dengan pengendara becak, untuk mendapatkan penumpang yang banyak dan bisa memenuhi setoran hari itu. Mereka berkendara seperti itu, dengan kurang memperhatikan rambu maupun peraturan, padahal mereka punya surat ijin untuk mengemudi. Bagaimana dengan penumpang yang lain? Penumpang – penumpang yang terbiasa memakai jasa bemo, dalam aktifitasnya sehari – hari? Meski tidak nyaman dengan cara supir mengendarai bemo, tapi mereka berusaha ‘ menyesuaikan ‘ karena mereka sendiri juga di’kejar’ waktu kerja. Mereka bahkan terkadang, ingin rasanya supir bemo, untk menerobos beberapa traffic light, hanya agar bisa tiba lebih cepat di tempat tujuan.
Apakah hal ini ‘salah’? Apakah keegoisan supir bemo dan penumpang bemo ini ‘salah? Ataukah hal ini wajar?
Demikian pula, dengan bis kota, atau bis luar kota, mereka melakukan dan berkendara dengan hal yang serupa.
Bagaimana dengan orang- orang yang memakai kendaraan pribadi, baik motor ataupun mobil, dengan atau tanpa sopir pribadi? Apakah cara mereka berkendara juga lebih baik bila dibandingkan dengan becak dan bemo ( angkutan umum) lainnya? Apakah anda cukup yakin, cara berkendara kalian lebih baik bila sedang dikejar waktu atau ada hal penting yang ingin anda selesaikan?
Sebaik apapun jalanan di kota, untuk berkendara, cara berkendara juga menentukan seberapa cepat kita bisa sampai di tujuan.
hati – hati itu WAJIB! Kewaspadaan juga mesti ditingkatkan. Dan bila, sudah memaham empati cara berkendara para pengguna jalan yang lain, saya yakin, anda akan mengerti dan juga akan semakin hati – hati dengan cara anda berkendara.
bila sedang tidak ingin, mematuhi peraturan lalu lintas, karena alasan waktu, cobalah berpikir, jika ♡ªķΰ♡ saja egois dalam berkendara, dan mungkin akan ada orang yang berpikiran serupa, sehingga menjadi kurang hati – hati dalam berkendara, bisa dibayangkan seberapa besar ‘kemungkinan’ kecelakaan akan terjadi.
Atau bila sedang dalam kondisi hati – hati penuh, dan tiba – tiba ada pengendara atau pengguna jalan yang lain sedang dalam kondisi kurang hati – hati,, cobalah berempati padanya..dan mengalahlah. Jangan diikuti yang salah dalam berkendara, sehingga meminimalisir kemungkinan kecelakaan.
Berempatilah selagi bisa, dan semoga pak becak dan pak supir bemo, suatu saat nanti juga bisa ada di posisi kita, pengguna jalan dengan memakai kendaraan pribadi, dan mereka akan lebih mengerti tentang seberapa mahalnya biaya kerugian yang harus kita keluarkan, bila kita menabrak atau ditabrak oleh mereka?
Berempati di jalan, dengan hati – hati dan diikuti kesadaran yang bijak dalam mematuhi peraturan lalu lintas, insya allah, akan meminimalisir angka kecelakaan lalu lintas, dan kita pun bisa tiba dengan selamat, dengan waktu yang secepat mungkin.
Bijak dan berempatilah di jalan. Selamat berkendara dan smoga selamat sampai tujuan. Keluarga anda menanti anda di rumah dengan senyuman^_^
Posted with WordPress for BlackBerry.